Kasedata.id – Dalam upaya mewujudkan akses dan mutu pendidikan yang merata hingga ke daerah terpencil terus menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Maluku Utara. Untuk itu Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Malut terus memberikan perhatian serius kepada sekolah yang jauh dari pusat kota.
Menindaklanjuti arahan itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Utara, Abubakar Abdullah gencar melaksanakan kunjungan kerja (Kunker) di setiap sekolah dibawah naungan Pemprov Malut.
Kali ini mantan Pj Sekprov Malut itu mengunjungi SMA Kristen Nusa Damai di Desa Posi-posi Rau, Kecamatan Morotai Selatan. Kunker tersebut menjadi bagian dari rangkaian agenda di Kabupaten Pulau Morotai, yang mencakup pemeriksaan kesehatan gratis (PKG), peninjauan revitalisasi sekolah, serta pemantauan proses belajar mengajar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sesampainya disana, Aka sapaan akrab Abubakar Abdullah memberi perhatian khusus atas kondisi SMA Kristen Nusa Damai. Sekolah swasta itu juga menampung siswa dari pulau sekitar. Dari Pulau Saminyamau, tercatat 17 siswa SMA dan 20 siswa SMP yang mengenyam pendidikan di Posi-posi Rau.
Akses menuju sekolah masih penuh tantangan. Para siswa harus menyeberangi laut sejauh 200 meter menggunakan perahu kecil (body sampan) yang disediakan pemerintah desa (Pemdes) setempat. Biaya transportasi ditetapkan Rp 20.000 per siswa setiap bulannya.
Namun, perjalanan itu hanya dapat ditempuh ketika cuaca baik. Saat hujan deras atau badai, mereka tidak bisa berangkat ke sekolah. Setiba di Posi-posi Rau, siswa masih harus berjalan kaki sekitar dua kilometer untuk mencapai SMA Kristen Nusa Damai.
“Atas arahan Ibu Gubernur, kami diminta memantau langsung kondisi sekolah ini, termasuk aktivitas belajar mengajar dan tantangan yang dihadapi siswa,” kata Abubakar, begitu di konfirmasi awak media termasuk kasedata.id, Sabtu (20/9/2025).
Ia mengatakan pihaknya harus menempuh perjalanan dari Daruba menuju Wayabula, kemudian melanjutkan dengan perahu ke Posi-posi Rau. Mereka tampak disambut pihak sekolah bersama sejumlah siswa dengan gembira.
“Alhamdulillah perjalanan kami berjalan lancar,” ujarnya.
Menurutnya, kunjungan itu menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjangkau setiap sekolah di wilayah terluar, termasuk kawasan Morotai Selatan yang kerap disebut sebagai “Ujung Pasifik”.
Aka menegaskan bahwa perjuangan siswa menyeberangi laut dan menempuh perjalanan darat setiap hari untuk bersekolah pertanda masih adanya kesenjangan akses pendidikan di Maluku Utara.
“Hasil kunjungan akan dilaporkan ke ibu Gubernur untuk dicari alternatif dan intervensi Pemerintah Provinsi, sehingga siswa di Saminyamau tidak mengalami hambatan untuk bersekolah,” terangnya.
Terkait dengan arah kebijakan Pemprov dalam bentuk intervensi, Kadikbud berujar akan melaporkan terlebih dahulu hasil kunker ke Gubernur.
“Iya kita lapor dulu ke ibu Gubernur, yang jelas untuk Sarpras berupa RKB, RPS kemarin DAU 2024 sudah di intervensi dan sudah digunakan,” pungkasnya. (*)
Penulis : Ilham
Editor : Redaksi