Kasedata.id – Malut United FC kembali menelan kekalahan, kali ini di hadapan ribuan pendukung. Laga lanjutan putaran kedua BRI Liga 1 2024-2025 yang digelar di Stadion Gelora Kie Raha, Jumat (10/1/2025) kemarin, tim tuan rumah harus mengakui keunggulan Madura United dengan skor tipis 1-0. Gol semata wayang dicetak Youssef Ezzejjari pada menit ke-86 menjadi mimpi buruk bagi Laskar Kie Raha.
Kekalahan kontra Madura United ini memperpanjang tren negatif Malut United di kandang sendiri. Dari lima laga kandang telah dimainkan, skuad asuhan Imran Nahumarury hanya mampu meraih satu kemenangan atas Persis Solo, dua hasil imbang melawan Dewa United dan PSM Makassar, serta dua kekalahan dari Persija Jakarta dan Madura United. Padahal Stadion Gelora Kieraha di masa Persiter Ternate begitu perkasa, tak ada kesempatan bagi tim tamu.
Kritik Performa Tim
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Situasi ini menimbulkan tekanan besar bagi pelatih kepala Imran Nahumarury. Mantan kapten Persiter Ternate, Ikbal Alhadar, mengkritik terhadap performa tim yang dianggap stagnan dan monoton. “Kalah dua kali di kandang menunjukkan bahwa sistem permainan Malut United belum berkembang. Sepak bola adalah permainan tim, bukan individu,” tegas Ikbal.
Ikbal menyoroti perubahan formasi dan komposisi pemain yang terlalu sering dilakukan oleh pelatih Imran. “Tidak ada kerangka tim yang jelas. Setiap pertandingan selalu ada bongkar-pasang pemain, sehingga kekompakan dan perpaduan antar pemain tidak terjalin,” ujarnya.
Ia juga mengamati kelemahan permainan Malut United yang cenderung memainkan bola terlalu lama di kaki, minim pergerakan tanpa bola, dan sering mengandalkan umpan panjang yang mudah terbaca lawan. Padahal, menurutnya, permainan sederhana dengan kombinasi satu-dua sentuhan dan penguasaan bola efektif adalah kunci untuk menciptakan ruang serta memperbaiki alur serangan.
Di sisi lain, Ikbal memuji performa Madura United yang tampil dengan pola permainan tim yang solid. “Pemain Madura United selalu bergerak tanpa bola, memanfaatkan lebar lapangan, dan mengalirkan bola dengan rapi. Mereka bermain untuk tim, bukan untuk individu, sehingga serangan mereka lebih terorganisir,” tambahnya.
Gol dicetak Youssef Ezzejjari di babak kedua itu dianggap sebagai cerminan lemahnya transisi bertahan Malut United. Serangan balik cepat dari Madura United berhasil mengeksploitasi celah di lini tengah dan belakang karena para pemain Malut United terlambat kembali ke posisi.
Ikbal juga berharap bahwa Direktur Teknik Malut United, Yeyen Tumena, dapat memberikan masukan strategis yang lebih konkret kepada Imran. “Yeyen harus lebih aktif dalam membantu pelatih menyusun strategi yang pas dan membangun pola permainan yang stabil,” harapnya .
Tugas Berat Imran Nahumarury
Meski kualitas individu pemain Malut United diakui tidak kalah dari tim lain, pola permainan yang stagnan membuat potensi tim sulit berkembang. Untuk menghadapi laga-laga berikutnya seperti lawan Persebaya Surabaya, Persik Kediri, Berneo Fc, Imran diharapkan dapat menemukan komposisi pemain yang konsisten agar hubungan emosional dan kerja sama tim lebih terbangun.
Kompetisi masih panjang, skuad Malut United harus segera berbenah untuk keluar dari tekanan. Para pendukung setia, tentu sangat berharap Stadion Gelora Kie Raha kembali menjadi benteng kokoh yang sulit ditaklukkan tim lawan, seperti masa kejayaan Persiter Ternate dahulu. (*)
Penulis : Sandin Ar
Editor : Sandin Ar