Kasedata.id – Meski di tengah suasana libur sekolah, semangat belajar siswa kelas 3 SMK Negeri 2 Halmahera Tengah tetap menyala. Mereka antusias mengikuti kegiatan “Perhapi Mengajar”, yang digelar Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Maluku Utara, pada Senin (30/6/2025).
Berlokasi di Desa Lelilef, sekolah ini berada tak jauh dari kawasan industri pertambangan PT IWIP. Kedekatan geografis tersebut membuat program edukatif ini menjadi sangat relevan bagi siswa SMK Negeri 2 Halmhera Tengah.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan penyampaian materi tentang geologi, teknik eksplorasi, tambang terbuka, hingga survey geolistrik. Para pemateri adalah para pengurus Perhapi Malut yang juga merupakan dosen Teknik Pertambangan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, yakni Ir. Arbi Haya, ST., M.Eng, Ir. Hilda Alkatiri, ST., MT. Ir. Firman, S.Pd., MT, dan Almun Madi, ST., MT.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Usai sesi materi di kelas, para siswa langsung diajak praktik lapangan dengan pengenalan alat-alat survey geolistrik dan peralatan tambang lainnya.
Wakil Ketua Perhapi Malut Almun Madi, menuturkan kegiatan Perhapi Mengajar ini adalah program wajib organisasi yang bertujuan mentransfer pengetahuan dan pengalaman langsung dari akademisi dan praktisi pertambangan kepada pelajar dan mahasiswa di Maluku Utara.
“Bulan lalu kami sudah kunjungi SMK Pertambangan di Halmahera Utara, dan hari ini di SMK Negeri 2 Halteng. Ke depan kami akan terus roadshow ke SMK-SMK pertambangan lainnya di Maluku Utara,” jelas Almun.
Apresiasi pun datang dari pihak sekolah. Guru SMK 2 Halteng, Suryani A. Hukum. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas kontribusi Perhapi dan kampus Unkhair.
“Kami sangat bersyukur. Sumber daya guru kami di bidang geologi dan pertambangan masih terbatas. Kehadiran Perhapi sangat membantu mengisi kekosongan itu,” ucap Suryani dalam sambutannya.
Koordinator Prodi Teknik Pertambangan Unkhair, sekaligus Dewan Penasehat Perhapi Malut, Ir. Arbi Haya, menyatakan kesiapan kampus untuk menjalin kerja sama lebih erat dengan sekolah.
“Melihat potensi sekolah ini dan semangat para siswanya, kami berencana menjadikan SMK 2 Halteng sebagai sekolah binaan. Mulai Agustus nanti, kami akan rutin mengajar, menyediakan buku, hingga memfasilitasi praktik lapangan,” ujar Arbi.
Ia menambahkan, sudah saatnya sekolah-sekolah kejuruan yang berada di sekitar industri besar harus mendapat akses langsung ke sumber daya pendidikan yang layak.
“Sayang sekali jika sekolah tambang yang dekat dengan perusahaan pertambangan berskala dunia, justru minim dukungan untuk pengembangan SDM-nya. Disinilah peran kita hadir,” tutup Arbi. (*)