Kasedata.id – Rumah Sakit Umum Daerah Chasan Boesoirie (RSUD CB) Ternate, Maluku Utara, diduga menghambat penanganan seorang pasien kanker hingga kondisinya kritis akibat keterlambatan transfusi darah.
Hal itu mencuat setelah keluarga pasien, Arafik, mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang disebut tidak mau memberikan surat pengantar untuk mengambil darah di PMI Kota Ternate, Selasa (30/9/2025).
Menurut Arafik, pasien telah dirawat lebih dari satu minggu, namun pihak rumah sakit menolak memberikan surat pengantar. Keluarga justru diminta mencari golongan darah pasien di luar PMI.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Torang minta surat pengantar RSUD untuk ambil darah AB+ di PMI, tapi RSUD tidak mau. Malahan suruh torang cari mandiri di luar PMI. Sampai sekarang belum cukup, sedangkan pasien sudah mulai kritis,” ungkap Arafik kepada media, Selasa (30/9/2025).
Ia menilai alasan rumah sakit tidak bekerja sama dengan PMI tidak masuk akal dan justru memperlambat pengobatan pasien.
“Ini soal nyawa manusia. Masalah RSUD dengan PMI itu bukan urusan pasien,” tegas Arafik.
Direktur RSUD Chasan Boesoirie, Aulia Assagaf, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pasien tersebut merupakan penderita kanker stadium lanjut yang kerap mengalami penurunan kadar Hb.
“Dokter spesialis onkologi menginstruksikan transfusi delapan kantong darah. Dan itu sudah selesai siang tadi menggunakan stok Bank Darah RSChB. Pasien ini memang direncanakan menjalani kemoterapi, namun harus menunggu perbaikan Hb,” kata Aulia.
Dirinya menambahkan, rumah sakit mendorong keluarga pasien menjadi pendonor aktif untuk memastikan ketersediaan darah sesuai kebutuhan pasien.
“Hari ini sudah ada dua pendonor tetap dengan golongan darah AB+ yang datang. Kami berharap keluarga dan masyarakat terbiasa mendonorkan darah secara rutin. Karena itu sangat berarti bagi kelangsungan hidup pasien dan juga menyehatkan bila dilakukan tiap tiga bulan,” ujarnya.
Aulia menyebut setelah delapan kantong darah ditransfusikan, dokter akan melakukan observasi kondisi pasien hingga menentukan langkah medis berikutnya. (*)
Penulis : Sukarsi Muhdar
Editor : Sandin Ar