Kasedata.id – Kota Ternate masuk dalam zona rawan penyebaran virus HIV/AIDS, menyusul tingginya angka kasus yang tercatat sepanjang tahun 2024 hingga pertengahan 2025 ini.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate, kasus baru terus bermunculan dan melebihi target penemuan yang diprediksi oleh Dinkes Provinsi Maluku Utara. Mirisnya, penyebaran virus ini ditemukan dari mayoritas usia remaja terutama kelompok Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL).
Hamida selaku penanggung jawab program HIV/AIDS Dinkes Kota Ternate, menjelaskan target tahunan ditetapkan Dinkes Maluku Utara untuk Kota Ternate adalah 80 kasus per tahun. Faktanya, angka kasus jauh melebihi ekspektasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pada tahun 2024 tercatat ada 202 kasus HIV/AIDS di Ternate yang melampaui target. Sementara hingga Mei 2025 ini sudah ditemukan 74 kasus. Dan diperkirakan akan kembali melebihi target hingga akhir tahun ini,” ujar Hamida kepada kasedata.id, Rabu (9/7/2025).
Hamida mengungkapkan bahwa Dinkes mencatat secara kumulatif sepanjang 2025 hingga bulan Mei kemarin, 300 pasien masih menjalani terapi ARV (Antiretroviral), dan 100 orang dinyatakan gagal follow-up (tidak melanjutkan pengobatan).
Untuk memperkuat penanganan, Dinkes Kota Ternate telah menyiapkan seluruh puskesmas sebagai pusat Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasan Boesorie juga telah melengkapi layanan ini.
“Puskesmas di seluruh Kota Ternate sudah memenuhi standar PDP. Sementara RS Darma Ibu dan RS Bhayangkara masih menunggu surat keputusan tim layanan HIV/AIDS,” tambah Hamida.
Menurut Hamida, penyebab penularan HIV/AIDS di Ternate mayoritas terjadi pada usia remaja dan kelompok Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) yang berkaitan erat dengan perilaku seksual berisiko.
“HIV ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, air mani, dan cairan vagina, serta dari ibu ke anak. Sampai saat ini penyebab dominan adalah perilaku seksual berisiko pada LSL,” jelasnya.
Untuk menekan angka penyebaran virus tersebut, Dinkes akan berkolaborasi dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan sejumlah LSM, seperti Yayasan Pelangi Maluku, PKBI, Batamang Plus, dan lainnya. Tujuanaya untuk mengintensifkan sosialisasi, edukasi, serta pendampingan terhadap pasien dan komunitas berisiko.
“Kami terus mendorong kolaborasi dengan semua pihak untuk bersama-sama melawan penyebaran HIV/AIDS. Sosialisasi akan terus dilakukan di masyarakat agar mereka paham cara pencegahan dan tidak takut melakukan pemeriksaan,” pungkas Hamida. (*)
Penulis : Sukarsi Muhdar
Editor : Sandin Ar