Dakwah Berdaya, Kisah Inspiratif Penyuluh Agama di Suku Tobelo Dalam

Minggu, 22 Juni 2025 - 20:10 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Arif bersama tim saat menyelurkan bantuan sosial kepada suku tobelo dalam || Foto : istimewa

Arif bersama tim saat menyelurkan bantuan sosial kepada suku tobelo dalam || Foto : istimewa

Kasedata.id — Cahaya peradaban perlahan menembus rimba Halmahera. Di balik lebatnya hutan, sekelompok masyarakat adat yang selama ini hidup dalam keterasingan perlahan menapaki jalan perubahan. Mereka adalah Suku Togutil atau lebih dikenal sebagai Suku Tobelo Dalam. Komunitas mualaf yang selama puluhan tahun hidup nomaden dan terpencil dari akses dunia luar.

Transformasi ini bukanlah hasil instan. Dibalik perubahan menghangatkan hati ini, ada peran sosok muda sederhana. Dia adalah Arif Ismail, penyuluh Agama Islam dari Kementerian Agama Kota Ternate. Belum lama ini (2025) dengan semangat dakwah kultural, Arif bersama timnya menjalankan program pendampingan yang menembus batas geografis dan kultural.

Suku Tobelo Dalam dikenal sebagai masyarakat adat yang masih memegang tradisi animisme. Bahasa Tobelo, musik bambu, tabuhan tifa, dan tarian salai menjadi identitas kultural yang tetap hidup di tengah perubahan zaman. Bertahun-tahun mereka hidup dari berburu, meramu, dan mengolah sagu, dengan akses sangat terbatas terhadap dunia luar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kini, hutan Halmahera tak lagi sepenuhnya sunyi. Arif dan timnya rutin menempuh medan ekstrem sejauh 10 hingga 15 kilometer di belakang Desa Woda, Kecamatan Oba, melewati sungai, menembus belantara, dan menapaki semak belukar demi satu tujuan membangun jembatan peradaban melalui dakwah dan pemberdayaan.

Baca Juga :  STQH Kepulauan Sula Resmi Bergulir, Wujudkan Sula Bahagia dan Agamis

Mengaji di Tengah Rimba

Perlahan tapi pasti, perubahan mulai terlihat. Warga mulai belajar mengaji, membaca, menulis, dan bercocok tanam.

“Alhamdulillah, torang so bisa mengaji sedikit-sedikit, membaca, menulis, dan so tau berkebun. Terima kasih banyak, Ustadz Arif,” ucap Kapita (Leppa), Kepala Suku Tobelo Dalam dengan suara haru.

Bagi mereka, Islam bukan hanya agama baru tapi jalan untuk memahami dunia di luar belantara. Simon (Ahmad), warga suku lebih dulu memeluk Islam mengungkapkan bahwa rasa syukurnya. “Torang senang so bisa mengaji, berkebun, dan bajual di masyarakat “ kata Simon.

Dakwah yang dilakukan Arif tak semata menyentuh sisi spiritual, tapi juga menyasar kemandirian ekonomi. Masyarakat mulai dilatih keterampilan praktis. Dari mengolah kopra, membuat kerajinan rotan, hingga memanfaatkan damar dan tanaman herbal sebagai sumber penghasilan alternatif.

Meski tantangan tak ringan yakni akses terbatas, minim infrastruktur, dan kurangnya dukungan teknis, namun semangat dakwah tak pernah padam.

Baca Juga :  Sherly-Sarbin Butuh Mesin Birokrasi Berkompeten-Gerak Cepat

“Ini bukti bahwa dakwah yang menghormati kearifan lokal bisa mendorong transformasi spiritual dan sosial yang berkelanjutan,” ujar Arif Ismail.

Ia menekankan bahwa peran penyuluh agama sangat strategis dalam pembangunan masyarakat adat, khususnya di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

Namun, Arif juga mengingatkan bahwa program ini tak bisa berjalan sendiri. “Kami butuh sinergi lebih luas, baik dari pemerintah, lembaga sosial, maupun masyarakat umum. Agar perubahan ini tidak terhenti di tengah jalan,” tegasnya.

Di tengah keterbatasan, Suku Tobelo Dalam kini tengah menapaki jembatan menuju kehidupan baru. Dakwah bukan lagi sekadar ceramah, melainkan pengabdian menyeluruh yakni menyentuh hati, membuka pikiran, dan menggerakkan tangan.

Dari pedalaman Halmahera, sebuah kisah inspiratif tumbuh dari sosok Arif Ismail. Tentang ketulusan, ketekunan, dan harapan yang menyala dalam sunyi. Sebuah pelajaran penting bahwa perubahan besar bisa lahir dari langkah kecil, asalkan dijalani dengan cinta dan keyakinan. (*)

Penulis : Pewarta

Editor : Redaksi

Berita Terkait

Ancam Jurnalis, Kades Samo Halsel Dipolisikan
Kelurahan Pungut Retribusi Lapak di Terminal Gamalama
Turnamen Sepak Bola Bupati Cup III Siap Bergulir
Pariwisata Halsel Dongkrak PAD Jadi Sinyal Positif
Bassam Pimpin Pengecoran Masjid Nurul Huda di Kayoa
Pelayanan Publik Halmahera Selatan Masuk Zona Hijau
Garda Pemuda Apresiasi Husni Bopeng Resmi Pimpin NasDem Malut
November, Bassam–Helmi Berangkatkan 65 Jamaah Umrah 

Berita Terkait

Sabtu, 20 September 2025 - 22:10 WIT

Ancam Jurnalis, Kades Samo Halsel Dipolisikan

Sabtu, 20 September 2025 - 20:06 WIT

Kelurahan Pungut Retribusi Lapak di Terminal Gamalama

Sabtu, 20 September 2025 - 19:48 WIT

Turnamen Sepak Bola Bupati Cup III Siap Bergulir

Jumat, 19 September 2025 - 18:55 WIT

Bassam Pimpin Pengecoran Masjid Nurul Huda di Kayoa

Jumat, 19 September 2025 - 18:00 WIT

Pelayanan Publik Halmahera Selatan Masuk Zona Hijau

Berita Terbaru

Jurnalis Porostimur.com, Amirudin Irsad, saat melaporkan Kades Samo ke Polres Halsel [dok : ridal/kasedata]

Daerah

Ancam Jurnalis, Kades Samo Halsel Dipolisikan

Sabtu, 20 Sep 2025 - 22:10 WIT

Lapak pedagang di Terminal Kelurahan Gamalama Ternate [Foto : sukarsi/kasedata]

Daerah

Kelurahan Pungut Retribusi Lapak di Terminal Gamalama

Sabtu, 20 Sep 2025 - 20:06 WIT

Daerah

Turnamen Sepak Bola Bupati Cup III Siap Bergulir

Sabtu, 20 Sep 2025 - 19:48 WIT

Susunan pemain Malut United saat menghadapi Madura United. || dok : Malut United

Olahraga

Malut United Bertengger di Posisi 5 Usai Tekuk Madura United

Jumat, 19 Sep 2025 - 22:24 WIT