Kasedata.id – Sejumlah siswa SMK Negeri 5 Kota Ternate diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Akibat kejadian ini, tiga siswa harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Insiden itu diketahui setelah seorang siswa mengaku mengalami gejala sakit perut dan diare bersama teman-teman sekelasnya usai menyantap makanan MBG pada Selasa, 22 Juli 2025.
“Beberapa hari lalu, banyak teman yang sakit perut dan bolak-balik ke kamar mandi setelah makan dari program MBG. Saya juga mengalami hal yang sama,” ungkap salah satu siswa saat ditemui media, Jumat (25/7/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah guru juga membenarkan adanya kejadian tersebut. Diduga ada sekitar 16 siswa mengalami gejala serupa. Kejadian ini memunculkan kekhawatiran terkait keamanan makanan yang disuplai dalam program MBG.
Saat dikonfirmasi ke Humas SMKN 5 Ternate, Yusuf Indris, mengaku belum mengetahui informasi tersebut karena sedang berada di luar kota.
Widya, siswi SMKN 5 merupakan salah satu korban pada kejadian hari Selasa itu. Dia harus menjalani perawatan intensif di RSUD Chasan Boesoirie. Ayah Widya, Anwar, menceritakan kronologi memburuknya kondisi sang anak sepulang sekolah.
“Sejak pulang sekolah hari Selasa itu, Widya mulai mengeluh sakit perut, mual, muntah, dan pusing. Wajahnya pucat sehingga kami putuskan segera membawanya ke rumah sakit,” tutur Anwar.
Sementara itu, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (KSPPG) Kota Ternate, Amar Sidik, mengungkapkan bahwa pihak dapur penyedia makanan dan tim pengawas belum dapat memastikan penyebab keracunan tersebut. Dinas Kesehatan Kota Ternate juga belum menyimpulkan sumber pasti insiden ini.
Ia menambahkan setelah mendapat laporan resmi dari pihak sekolah pada hari Kamis, KSPPG langsung berkoordinasi ke sekolah untuk mendata siswa terdampak (korban) dan melakukan pengecekan sampel makanan sesuai SOP.
Akan tetapi, hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Ternate pada Jumat menyatakan bahwa sampel makanan tidak bisa diuji karena telah melewati batas waktu maksimal pengujian, yakni lebih dari 2×24 jam.
“Karena itu, kami bersama tim dapur akan menelusuri langsung ke siswa-siswa yang terdampak untuk identifikasi lanjutan,” ungkapnya.
Sekedar diketahui bahwa saat ini tiga siswa masih dirawat. Satu di RS Prima Ternate dan dua lainnya di RSUD Chasan Boesoirie.
“ KSPPG akan terus berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan untuk investigasi lebih lanjut guna memastikan keamanan makanan MBG ke depan” pungkas Amar. (*)
Penulis : Sukarsi Muhdar
Editor : Sandin Ar