Kasedata.id – Angka produksi sampah per hari di Kota Ternate, Maluku Utara mencapai 100 ton. Sampah itu terbagi atas 45 ton sampah organik dan 55 ton sampah non organik.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate, Muhammad Syafei saat di wawancarai kasedata.id, Senin (11/8/2025).
Syafei mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) saat ini belum ada tempat pengelolaan sampah organik, yang ada hanya angkut buang ke TPS. Belum lagi, kata dia pemerintah juga sedang menjalankan program pengurangan sampah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tumpukan sampah organik itu bisa meledak disebabkan oleh gas metana yang dihasilkan selama proses pembusukan sampah organik. Karena, pada saat penghancuran, bekas-bekas sampah organik itu bisa berubah menjadi gas sehingga kami disetiap TPA harus ada lobang udara untuk mencegah ledakan itu,” jelasnya.
Menurutnya, sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan, dapat diolah menjadi energi untuk kebutuhan rumah tangga.
“Salah satu caranya adalah dengan mengolah sampah organik menjadi biogas, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kompor atau sumber energi lainnya,” terangnya.
Lebih lanjut, Syafei menuturkan bahwa pihkanya menginginkan ada keterlibatan dan kerja sama dengan pihak kampus dalam pengolahan sampah.
“Kami terbuka, cobalah kampus buat penelitian agar kami bisa kelola sampah organik itu supaya bisa efisien, karena itu ramah lingkungan,” ungkapnya.
Dia menyampaikan, jika proses pengolahan sampah itu dapat ditangani, maka misi pengurangan sampah 100 ton dari Pemkot bisa terwujud dan membawa dampak bagi setiap rumah tangga. (*)
Penulis : Sukarsi Muhdar
Editor : Redaksi