Kasedata.id – Aksi demonstrasi warga Desa Kawasi, Halmahera Selatan, baru-baru ini menarik perhatian Koordinator Konsorsium Advokasi Tambang (KATAM) Provinsi Maluku Utara, Muhlis Ibrahim. Pada 19-21 April 2025, Muhlis melakukan kunjungan kerja ke wilayah operasional PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Nickel) untuk melihat langsung kondisi di lapangan.
Muhlis mengungkapkan bahwa dirinya melihat perubahan signifikan dibandingkan kunjungan terakhir pada tahun 2022, khususnya di sektor infrastruktur.
“Saya lihat banyak perubahan, terutama pelabuhan, pembangunan infrastruktur, dan bukaan lahan. Ini secara nyata mempersempit kesenjangan antar desa dan memangkas rantai ekonomi yang panjang,” ujarnya kepada media ini, Jumat (25/4/2025)
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain menyoroti perkembangan fisik, Muhlis juga memfokuskan perhatian pada aspek lingkungan dan sosial. Ia mengunjungi area Loji Central Nursery dan lokasi reklamasi Harita Nickel. Hingga tahun lalu, perusahaan ini telah mereklamasi dan merehabilitasi sekitar 603,5 hektare lahan bekas tambang, daerah aliran sungai, hingga kawasan mangrove. Di nursery seluas hampir 3 hektare, Harita menanam beragam jenis tanaman lokal yang menjadi sumber makanan fauna di Pulau Obi.
Muhlis menyatakan optimistis terhadap fasilitas dan profesionalisme pekerja di Harita Nickel dalam mengelola kegiatan pascatambang. Ia juga mengapresiasi sistem pengelolaan air tambang serta pembangunan sediment pond yang dinilai efektif meminimalkan dampak lingkungan.
“Setelah saya lihat langsung, manajemen pengaliran air tambang di Harita sudah cukup baik. Banyak sediment pond dibangun sehingga air tidak langsung mengalir ke lokasi sensitif. Ini langkah yang patut diapresiasi,” katanya.
Mengenai isu pembuangan tailing ke laut yang kerap menjadi sorotan, Muhlis mengingatkan pentingnya keterbukaan informasi dari pihak perusahaan. Ia mengajak masyarakat untuk tidak hanya mengandalkan opini, tetapi juga memverifikasi langsung ke lapangan.
“Pola pengelolaan lingkungan adalah isu seksi dalam pertambangan. Perusahaan perlu lebih terbuka agar publik memahami fakta yang sebenarnya,” tegas dosen pertambangan ini.
Dalam aspek sosial, Muhlis mendukung penuh program relokasi penduduk ke kawasan baru Desa Kawasi yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan bersama Harita Nickel. Menurutnya, ini adalah langkah positif untuk memberikan hunian layak dan menghindari konflik sosial di tengah aktivitas pertambangan.
“Kita harus melihatnya secara jernih. Siapa yang tidak mau anak-anaknya tumbuh sehat di rumah yang lebih layak?” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Muhlis mendorong adanya kolaborasi erat antara perusahaan, masyarakat, pemerintah, dan lembaga independen dalam membangun kawasan lingkar tambang. Ia juga berpesan agar Harita Nickel terus meningkatkan kepedulian sosial, mendukung pembangunan daerah, serta terbuka terhadap kritik dan masukan.
Kepada LSM dan pihak lain, Muhlis berpesan untuk konsisten memperjuangkan isu lingkungan tanpa memprovokasi masyarakat.
“Biarkan masyarakat menilai Harita Nickel secara fair, tanpa penggiringan opini yang menyesatkan,” pungkasnya. (*)
Penulis : Pewarta
Editor : Sandin Ar