Kasedata.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate kini tengah memprioritaskan pengolahan limbah sebagai isu strategis dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Dalam waktu dekat, DLH menggelar rapat koordinasi bersama Asosiasi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (AKOPSI) guna mencari solusi konkret terhadap persoalan limbah dan sistem pengelolaan sampah di Kota Ternate.
Kepala DLH Kota Ternate, Muhammad Syafei, menjelaskan Kota Ternate akan menjadi tuan rumah kegiatan City Sanitation Summit (CSS) yang digelar Agustus mendatang. Kegiatan ini merupakan agenda nasional yang menghimpun seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia yang tergabung dalam AKOPSI—organisasi memiliki peran penting dalam mendorong sanitasi layak dan berkelanjutan yang setara dengan peran APEKSI atau AKASI.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami sudah dua kali mengadakan rapat persiapan internal dan juga telah berkoordinasi dengan pihak AKOPSI. Hasilnya, ada dukungan kuat dari sejumlah pemda untuk membantu pelaksanaan kegiatan ini,” kata Syafei kepada kasedata.id, Kamis (12/6/2025).
Ia juga menambahkan bahwa dirinya telah mendapat mandat langsung dari Wali Kota Ternate untuk mewakili pemerintah kota dalam presentasi persiapan CSS. Konsep diajukan DLH Ternate pun telah mendapat persetujuan dari pihak AKOPSI. Namun demikian, tantangan utama saat ini terletak pada aspek pembiayaan kegiatan.
“Kegiatan ini berskala nasional yang mengundang banyak daerah, jadi tentu perlu efisiensi anggaran. Kami sedang mencari pola kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas dan pihak swasta agar kegiatan ini tetap berjalan optimal,” ungkapnya.
Salah satu fokus utama dalam forum CSS nanti adalah isu limbah domestik. DLH Kota Ternate ingin mendorong pemahaman tentang limbah demostik seperti limbah rumah tangga, baik padat maupun cair, harus diolah secara benar agar tidak mencemari lingkungan.
“Tidak bisa lagi ada pembuangan limbah sembarangan. Ini sudah masuk dalam RPJMD kita. Forum ini akan menjadi ajang bertukar gagasan dengan daerah lain yang sudah lebih maju dalam pengelolaan limbah,” jelasnya.
Ia juga menyoroti potensi kolaborasi dengan koperasi lokal dan komunitas pengelola sampah seperti Bank Sampah dan Koperasi Merah Putih yang terbukti mampu menjadi solusi ekonomi sirkular berbasis lingkungan.
” Ini masalah serius yang harus melibatkan lintas sektor. Kami akan mendorong keterlibatan koperasi dalam bisnis persampahan yang berkelanjutan, bahkan jika perlu melalui skema pembiayaan dari perbankan,” pungkas Syafei. (*)
Penulis : Iin Afriyanti Hasan
Editor : Sandin Ar