Kasedata.id – Wabah difteri kembali mencuat di Kota Ternate setelah sekian lama tak terdengar. Kasus ini bermula dari seorang anak di Ternate Selatan yang awalnya dikira amandel, namun setelah ditangani dokter spesialis ditemukan indikasi terpapar difteri.
Ketua Komisi III DPRD Kota Ternate, Muhammad Syaiful, menyatakan jika difteri adalah penyakit akut berbahaya maka pihaknya meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) segera mengambil langkah mitigasi serius.
“Penyakit ini memang tergolong langka dan berisiko besar. Kami khawatir jika tidak ditangani cepat, bisa terjadi penyebaran lebih luas. Satu kasus saja sudah biasa dianggap darurat,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (28/8/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Syaiful juga menekankan pentingnya percepatan penyediaan obat. Jika masih ada kendala, Dinkes harus segera menemukan solusi cepat.
“Obat harus tersedia. Kalau ada hambatan, jangan dibiarkan berlarut, harus ada langkah kongkrit,” tegasnya.
Selain itu, ia meminta Dinkes aktif melakukan sosialisasi masif melalui Puskesmas se-Kota Ternate agar masyarakat memahami gejala, bahaya, dan pencegahan penyakit ini.
“Penanganan tidak cukup dengan obat. Edukasi masyarakat juga penting, mulai dari gejala awal, cara penularan, hingga langkah pencegahan,” jelasnya.
DPRD Ternate, kata Syaiful, siap mendukung kebutuhan penanganan wabah difteri baik dari sisi kebijakan maupun anggaran. Ia juga mendesak pemerintah kota agar menggalakkan kampanye perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk memutus potensi penularan.
“Kami mendesak Dinkes tidak hanya fokus pada perawatan pasien, tapi juga sosialisasi tentang kebersihan diri dan lingkungan agar masyarakat benar-benar terlindungi,” pungkasnya.
Sebagai informasi, difteri merupakan penyakit infeksi akut akibat bakteri Corynebacterium diphtheriae strain toksigenik. Bakteri ini menyerang selaput mukosa faring, laring, tonsil, hidung, hingga kulit. Penularannya terjadi melalui percikan cairan pernapasan (droplet) maupun kontak langsung dengan luka pada kulit.
Sebelumnya, Fungsional Epidemiologi Dinkes Ternate, Nuraini, menjelaskan bahwa kasus ini pertama kali terdeteksi setelah seorang dokter spesialis menerima pasien anak dengan gejala mirip amandel. Saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ditemukan lapisan putih mencurigakan pada bagian kerongkongan. Dari hasil analisis, pasien diduga kuat terinfeksi difteri sehingga langsung dirujuk ke Unit Gawat Darurat (UGD).
Dari laporan itu, tim Dinkes Ternate langsung bergerak untuk mencegah penularan. Langkah diambil melakukan swab terhadap anggota keluarga pasien, pihak sekolah tempat anak itu bersekolah, serta pemberian antibiotik eritromisin selama tujuh hari berturut-turut. (*)
Penulis : Sukarsi Muhdar
Editor : Sandin Ar


 
					
![Kunjungan bupati Halsel ke SMP Islam Samargalila [ dok : ridal/kasedata]](https://kasedata.id/wp-content/uploads/2025/10/IMG_20251030_202027-225x129.jpg)


![Bupati Halsel saat menyambut massa aksi warga tabangame [Doc : Ridal/Kasedata]](https://kasedata.id/wp-content/uploads/2025/10/IMG_20251029_155313-225x129.jpg)
![SSB IM Ternate [dok : kasedata]](https://kasedata.id/wp-content/uploads/2025/10/Picsart_25-10-29_15-29-45-752-225x129.jpg)
 
						![Kunjungan bupati Halsel ke SMP Islam Samargalila [ dok : ridal/kasedata]](https://kasedata.id/wp-content/uploads/2025/10/IMG_20251030_202027-129x85.jpg) 
						 
						 
						![Bupati Halsel saat menyambut massa aksi warga tabangame [Doc : Ridal/Kasedata]](https://kasedata.id/wp-content/uploads/2025/10/IMG_20251029_155313-129x85.jpg)