Kasedata.id – Setelah tujuh hari pencarian, Sahril Helmi, jurnalis Metro TV Maluku Utara (Malut) yang menjadi korban ledakan speed boat Basarnas Ternate di perairan Gita, Kepulauan Tidore, akhirnya ditemukan pada Sabtu (8/2/2025). Sahril ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia di perairan Desa Sabatang, Halmahera Selatan, sekitar pukul 10.25 WIT.
Penemuan jenazah ini mengejutkan publik Maluku Utara, terutama di kalangan keluarga dan rekan-rekan sesama jurnalis. Sahril dikenal sebagai sosok yang aktif dalam peliputan misi kemanusiaan, sering mendampingi tim SAR saat kejadian di laut hingga letusan gunung Ibu di Halmahera Barat.
Jenazah Sahril, pertama kali ditemukan Masyarakat Desa Sabatang di pesisir pantai Tanjung Neraka. Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Tim Rescue USS Bacan yang bergerak ke lokasi bersama anggota Polairud menggunakan Searider.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Tim SAR Gabungan Jurnalis Halmahera Selatan (Halsel) sudah lebih dulu mengevakuasi jenazah menggunakan speed boat penumpang menuju Pelabuhan Babang, Bacan. Tim kemudian mengawal jenazah hingga tiba di pelabuhan pada pukul 12.05 WIT, dan langsung dibawa ke RSUD Labuha Halsel untuk proses identifikasi lebih lanjut. Selanjutnya, jenazah Sahril dibawa ke kampung halaman Desa Bisui, Kecamatan Gane Barat Tengah, untuk dimakamkan Sabtu malam ini.

Sosok Jurnalis dalam Misi Kemanusian
Kepergian Sahril Helmi menimbulkan duka mendalam. Ungkapan belasungkawa membanjiri media sosial, menggambarkan betapa besarnya kehilangan atas sosok jurnalis tak hanya mengabarkan berita, tetapi juga turut terlibat dalam misi penyelamatan kemanusian.
“Kami sangat berduka. Bang Sahril adalah bagian dari kami, seorang pahlawan kemanusiaan yang selalu mendampingi Basarnas dalam berbagai operasi pencarian dan pertolongan,” ujar Kepala Basarnas Ternate, Iwan Ramdani, melalui Cakrawala.co
Iwan juga menegaskan bahwa apa yang dilakukan Sahril adalah bentuk perjuangan dalam misi kemanusiaan. “Sebagai mantan jurnalis, saya memahami peran besar rekan-rekan media. Kritik dan masukan dari mereka adalah bahan pembelajaran bagi kami agar kejadian serupa tidak terulang,” tambahnya.
Sebagai bentuk penghormatan, Iwan berencana mengundang seluruh jurnalis untuk mengadakan doa bersama bagi seluruh korban insiden RIB 04 di kantor Basarnas Ternate setelah kepulangannya dari rakernis.
Sebelumnya, tragedi dalam misi kemanusiaan ini bermula ketika tim Basarnas tengah berusaha mengevakuasi sebuah perahu nelayan yang mengalami masalah di tengah laut. Dalam perjalanan dari Pelabuhan Ternate menuju Gita, speed boat yang membawa 11 orang tersebut mengalami mati mesin sebelum akhirnya meledak.
Akibat insiden ini, tiga orang dinyatakan meninggal dunia, yakni Bharatu Mardi Hadji (anggota Ditpolairud Polda Malut), Fadli M. Malagapi (anggota Basarnas), dan M. Riski Esa (anggota Basarnas). Sahril Helmi, yang sebelumnya dinyatakan hilang, kini telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. (*)
Penulis : Pewarta
Editor : Sandin Ar