Kasedata.id — Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara menyatakan keprihatinan terhadap kondisi Sungai Opiyang di Desa Subaim, Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur, yang semakin keruh terutama saat hujan deras dan banjir. Kekeruhan ini berdampak langsung pada lahan persawahan warga di sekitar aliran sungai akibat meningkatnya sedimentasi.
Berdasarkan laporan masyarakat, endapan sedimen di badan Sungai Opiyang diduga kuat berasal dari aktivitas tambang nikel di kawasan hulu yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan.
Kepala BWS Maluku Utara, M. Saleh Talib, menjelaskan bahwa pihaknya mengelola infrastruktur pengairan di bagian hilir Sungai Opiyang termasuk sistem irigasi Daerah Irigasi (DI) Opiyang–Mancalele. Karena itu, BWS bertanggung jawab memastikan fungsi sungai dan jaringan irigasi tetap berjalan optimal meski kondisi air memburuk.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami memastikan fungsi sungai dan sistem irigasi di hilir tetap berjalan baik, serta terus berkoordinasi dengan berbagai instansi untuk menangani dampak kegiatan di wilayah hulu,” ujar Saleh Talib, Sabtu (1/11/2025).
Sebagai lembaga teknis pengelola sumber daya air, BWS Maluku Utara berencana melakukan koordinasi bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Pemerintah Daerah untuk meninjau langsung kondisi lapangan. Langkah ini dilakukan guna memastikan aktivitas tambang di hulu berjalan sesuai kaidah lingkungan dan tidak merusak sistem tata air.
Sebelumnya, BWS Maluku Utara telah mengirimkan surat teguran dan tanggapan resmi terkait peningkatan sedimentasi di Sungai Opiyang. Bahkan pada April 2025, lembaga tersebut telah melakukan pengujian sampel air sungai untuk mengidentifikasi tingkat kekeruhan dan kandungan sedimen.
Dalam upaya pencegahan, BWS menekankan pentingnya penerapan good mining practice di setiap kawasan tambang. Prinsip ini mencakup pengendalian erosi, pembangunan kolam pengendap (sediment pond), serta revegetasi lahan bekas tambang. Langkah-langkah tersebut diharapkan mampu menekan limpasan air hujan yang membawa material tanah ke sungai.
“Kami menghimbau semua pihak, khususnya perusahaan tambang di kawasan hulu untuk bertanggung jawab atas dampak lingkungan dan segera melakukan langkah korektif,” tegas Saleh.
Ia menambahkan, BWS Maluku Utara berkomitmen menjaga fungsi sungai agar tetap memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan. Sebagai tindak lanjut, BWS akan terus memantau kondisi Sungai Opiyang guna memastikan aliran air dan sistem irigasi warga tidak terganggu. (*)
Penulis : Pewarta
Editor : Sandin Ar


![Maurice Tuguis (tengah) saat memimpin rapat pembentukan pengurus ASBWI Provinsi Maluku Utara [Foto : cim/kasedata]](https://kasedata.id/wp-content/uploads/2025/11/IMG_20251101_233322-225x129.jpg)
![Kepala Perum Bulog Cabang Kota Ternate, Jefry Tanasy [Foto : Iin Afriyanti/Kasedata]](https://kasedata.id/wp-content/uploads/2025/11/Picsart_25-11-01_22-22-25-928-225x129.jpg)
![Kepala BWS Maluku Utara, M. Saleh Talib [dok : kasedata]](https://kasedata.id/wp-content/uploads/2025/11/Picsart_25-11-01_16-40-59-081-225x129.jpg)
![TPA Buku Deru-deru Kota Ternate [dok : sukarsi/kasedata]](https://kasedata.id/wp-content/uploads/2025/11/Picsart_25-11-01_13-07-32-484-225x129.jpg)

