Maluku Utara Bersiap Hadapi Dampak Tarif Resiprokal

Senin, 4 Agustus 2025 - 17:37 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dr. Aziz Hasyim, Pengamat Ekonomi Maluku Utara || Foto : kasedata.id

Dr. Aziz Hasyim, Pengamat Ekonomi Maluku Utara || Foto : kasedata.id

Kasedata.id – Kebijakan tarif resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sebesar 19 persen akan diberlakukan mulai 7 Agustus 2025. Kebijakan tarif timbal balik ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sebagai respons atas kebijakan dari AS yang juga diterapkan terhadap 92 negara lainnya.

Kebijakan ini memicu pertanyaan, apa berdampak terhadap perekonomian di Maluku Utara.

Menjawab hal tersebut, Dr. Aziz Hasyim, pengamat ekonomi Maluku Hasyim menilai kebijakan tarif resiprokal ini akan membawa konsekuensi ekonomi baik secara nasional maupun regional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kebijakan ini secara umum akan menimbulkan dampak negatif dan positif seperti penurunan ekspor, penurunan produksi, tekanan terhadap rupiah, dan peningkatan angka pengangguran,” ungkapnya kepada kasedata.id, Senin (4/8/2025).

Menurutnya, tingginya tarif ekspor akan membuat pelaku usaha berpikir ulang untuk mengekspor produk seperti tekstil, elektronik, maupun bahan pangan. Ketika ekspor menurun, produksi dalam negeri otomatis terdampak yang pada akhirnya bisa menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meningkatnya tingkat pengangguran.

Baca Juga :  Garda Muda Makayoa: Kemenangan Tauhid-Nasri Bukti Dukungan Masyarakat Ternate

“Kalau pengangguran naik, maka daya beli masyarakat melemah. Dan ini akan menekan kinerja perekonomian nasional serta dapat berujung pada risiko resesi,” jelasnya.

Untuk Maluku Utara, Dr. Aziz mengkritisi kebijakan nasional yang selama ini terlalu fokus pada hilirisasi sektor pertambangan, tanpa memberikan perhatian seimbang terhadap sektor pertanian dan ketahanan pangan daerah.

“Pemerintah pusat perlu mempercepat hilirisasi produk pertanian terutama di Maluku Utara yang memiliki potensi besar di sektor ini,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa Maluku Utara tidak boleh hanya menjadi penyangga industri tambang nasional. Dalam konteks tarif resiprokal, ketergantungan pada ekspor bahan mentah bisa menjadi bumerang. Solusinya adalah mendorong produksi dalam negeri yang lebih berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan pasar domestik.

Sebagai strategi mitigasi, Hasyim mengusulkan agar pemerintah tidak hanya bereaksi, tapi juga melakukan diversifikasi pasar ekspor. Artinya, Indonesia perlu memperluas jangkauan perdagangan ke negara-negara lain yang tidak memberlakukan tarif tinggi seperti AS.

Baca Juga :  LSF RI Gelar Literasi dan Edukasi Hukum Bidang Perfilman

“Diversifikasi pasar jauh lebih penting daripada hanya merespons kebijakan resiprokal. Negara juga harus memperkuat daya saing produk lokal yang selama ini kalah dalam kualitas dan harga dibandingkan produk asing,” jelasnya.

Ia juga menggarisbawahi ada disparitas nilai produk antara barang ekspor Indonesia ke AS yang dinilai rendah. Sementara produk AS yang masuk ke Indonesia cenderung memiliki nilai tambah tinggi. Ketimpangan ini harus diatasi melalui peningkatan kualitas produksi nasional.

Terakhir, Dr. Hasyim menekankan kebijakan tarif resiprokal ini harus diikuti dengan langkah strategis yang terintegrasi hingga ke daerah. Beberapa langkah penting yang perlu dilakukan antara lain, peningkatan infrastruktur penunjang ekspor, pemberian insentif bagi pelaku industri dalam negeri, penguatan kualitas produk lokal, serta kebijakan turunan (derivatif) hingga ke level daerah.

“Kebijakan ini tak bisa hanya dipandang dari sisi pusat. Pemerintah daerah juga harus bergerak cepat dalam menyiapkan skema mitigasi dampak ekonomi, di wilayah Maluku Utara,” pungkasnya. (*)

Penulis : Sukarsi Muhdar

Editor : Sandin Ar

Berita Terkait

Survey Nasional, Sherly Tjoanda Masuk 5 Besar Gubernur Berkinerja Baik
Pengamanan Malut United Jadi Prioritas Kapolda
Banjir Landa Puskesmas Lifofa Tidore Kepulauan
Selain Negeri, Pemprov Malut juga Sasar Sekolah Swasta Penerima BOSDA
Data Penerima PKH di Halsel Diperketat
Memperkuat Empat Pilar Kebangsaan di SMA Negeri 1 Sanana
Pasca Dikeluhkan, Stok Cuci Darah Dipinjam dari RSUD Tobelo
Pemprov Malut Mulai Tahap Awal Pembangunan Sekolah Garuda

Berita Terkait

Jumat, 8 Agustus 2025 - 21:37 WIT

Survey Nasional, Sherly Tjoanda Masuk 5 Besar Gubernur Berkinerja Baik

Jumat, 8 Agustus 2025 - 21:18 WIT

Pengamanan Malut United Jadi Prioritas Kapolda

Jumat, 8 Agustus 2025 - 20:16 WIT

Banjir Landa Puskesmas Lifofa Tidore Kepulauan

Kamis, 7 Agustus 2025 - 18:15 WIT

Data Penerima PKH di Halsel Diperketat

Kamis, 7 Agustus 2025 - 15:39 WIT

Memperkuat Empat Pilar Kebangsaan di SMA Negeri 1 Sanana

Berita Terbaru

Pelatih kepala Malut United FC, Hendri Susilo, dalam konferensi pers  jelang laga kontra Dewa United || Foto : MU_kasedata

Olahraga

Skuad Malut United Siap Tempur Lawan Dewa United

Jumat, 8 Agu 2025 - 21:42 WIT

Proesei Perjanjian Kerja Sama antara Polda Malut dan PT Malut Maju Sejahtera, Jumat (8/8/2025) || Foto : like_kasedata

Daerah

Pengamanan Malut United Jadi Prioritas Kapolda

Jumat, 8 Agu 2025 - 21:18 WIT

Pasca Banjir yang melanda Puskesmas Lifofa, Kota Tidore Kepulauan || Foto : istimewa

Daerah

Banjir Landa Puskesmas Lifofa Tidore Kepulauan

Jumat, 8 Agu 2025 - 20:16 WIT

Pendidikan

Akbid Wijaya Kusuma Malang Ternate Sukses Gelar PKKMB 2025

Jumat, 8 Agu 2025 - 19:20 WIT