Kasedata.id — Pedagang ayam kampung di Pasar Gamalama, Kota Ternate, mengeluhkan kerugian akibat keberadaan pedagang liar yang berjualan di area depan pasar. Mereka menilai Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate terkesan abai meski keluhan sudah berulang kali disampaikan.
Seorang pedagang berinisial AR mewakili pedagang lainnya, mengatakan keberadaan pedagang liar ayam kampung yang menempati trotoar membuat pembeli tidak mau masuk ke area belakang pasar, tempat resmi telah disediakan Disperindag. Akibatnya, pendapatan para pedagang menurun drastis.
“Tempat kami sebenarnya efektif, tapi karena masih banyak pedagang ayam lain berjualan di depan, pelanggan malas masuk ke belakang. Akibatnya, ayam kami jual sering mati karena tidak laku,” ungkap AR dengan nada kesal.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski menanggung kerugian, para pedagang di lokasi itu tetap diwajibkan membayar iuran sebesar Rp3 juta per bulan ke Dinas Perikanan sebagai pengelola lahan.
AR menuturkan, sudah empat bulan keluhan mereka diabaikan. Berulang kali para pedagang mendesak Disperindag untuk menertibkan pedagang liar, namun tidak ada langkah tegas yang diambil.
“Mestinya semua harus ditata di satu tempat. Sudah empat bulan kami menyuarakan persoalan ini tapi tidak pernah ditindaklanjuti. Saya merasa sangat dirugikan,” tegasnya.
Ia berharap Disperindag segera melakukan penataan agar semua pedagang bisa berjualan secara adil di tempat yang sama, tanpa merugikan satu pihak. (*)
Penulis : Sukarsi Muhdar
Editor : Sandin Ar



![Kunjungan bupati Halsel ke SMP Islam Samargalila [ dok : ridal/kasedata]](https://kasedata.id/wp-content/uploads/2025/10/IMG_20251030_202027-225x129.jpg)


![Bupati Halsel saat menyambut massa aksi warga tabangame [Doc : Ridal/Kasedata]](https://kasedata.id/wp-content/uploads/2025/10/IMG_20251029_155313-225x129.jpg)
![SSB IM Ternate [dok : kasedata]](https://kasedata.id/wp-content/uploads/2025/10/Picsart_25-10-29_15-29-45-752-225x129.jpg)