Kasedata.id — Tepat setahun yang lalu, pada 5 November 2023, masyarakat di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) merasakan kehilangan sosok wafatnya Bupati Usman Sidik di usia 50 tahun.
Hari itu seharusnya menjadi momen penuh kegembiraan dalam pembukaan Piala Bupati Cup, namun berubah menjadi hari duka setelah Usman Sidik mendadak jatuh sakit saat bermain sepak bola dalam pertandingan eksibisi. Meski sempat dilarikan ke RSU Marabose, Usman Sidik menghembuskan napas terakhir pada pukul 18.40 WIT. Duka ini meninggalkan kesedihan mendalam bagi seluruh masyarakat Halmahera Selatan.
Bagi warga, kepergian Usman Sidik bukan hanya kehilangan seorang pemimpin, tetapi juga sahabat dan teladan yang dekat dengan rakyatnya. Sosoknya dikenal rendah hati dan selalu hadir di tengah masyarakat itu menjadi inspirasi yang sulit dilupakan. Di tengah kesibukannya sebagai bupati, ia tetap meluangkan waktu untuk menyatu bersama rakyat, memahami, dan mendengar aspirasi mereka.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemimpin, Mentor, dan Sahabat Jurnalis
Usman Sidik bukan sekadar seorang pejabat, ia adalah mentor dan sahabat bagi banyak jurnalis. Lahir di Orimakurunga, Kayoa, pada 13 April 1973, perjalanan hidupnya penuh dengan perjuangan. Dari buruh pelabuhan hingga karyawan perusahaan kayu, Usman menemukan panggilan hidupnya di dunia jurnalistik. Berawal sebagai kontributor TPI dan RCTI, ia kemudian mendirikan media lokal, Seputar Malut, yang berkontribusi pada dinamika informasi di Maluku Utara.
Dengan segala pengalamannya, Usman Sidik memahami arti dedikasi dan ketulusan. Ia membawa semangat ini dalam kepemimpinannya di Halmahera Selatan, bertekad menciptakan perubahan nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
Membangun Halmahera Selatan dengan Semangat Cinta dan Komitmen
Sejak dilantik sebagai Bupati Halmahera Selatan pada 2021, Usman langsung mengambil langkah cepat dalam pembangunan daerah. Ia bermimpi menjadikan Labuha sebagai kota pantai termegah di Maluku Utara dan mencanangkan berbagai program infrastruktur serta pengentasan kemiskinan. Dalam pidato Hari Kemerdekaan RI ke-78, Usman menyampaikan visinya membawa kesejahteraan bagi warganya, menekankan pentingnya pembangunan yang merata hingga ke pelosok daerah.
Berbagai proyek infrastruktur ia canangkan, termasuk Program Smart City. Menjadi langkah awal untuk membangun ikon kota seperti Zero Point, Papaloang Park, dan kawasan UMKM Milenial. Di bawah kepemimpinannya, proyek multiyears bernilai Rp 270 miliar dimulai, mencakup pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan rakyat, dan kawasan ekonomi strategis. Kepala Dinas PUPR Halsel saat itu Ikbal Hi Mustafa, menyatakan bahwa proyek-proyek ini adalah wujud nyata komitmen Usman dan wakilnya Bassam Kasuba, dalam mengembangkan Labuha dan meningkatkan taraf hidup rakyat.
Usman juga memperhatikan pembangunan di wilayah pedalaman. Proyek jalan hotmix dan jembatan di berbagai kecamatan, seperti Bacan Timur, Pulau Makian, hingga Gane Barat Utara, menunjukkan betapa besar perhatian Usman terhadap aksesibilitas masyarakat di seluruh Halmahera Selatan.
Kenangan yang Abadi di Halmahera Selatan
Jenazah Usman Sidik dimakamkan di Ternate, tetapi kenangan akan dirinya tetap hidup di hati masyarakat Halmahera Selatan. Bagi mereka, Usman Sidik bukan sekadar seorang pejabat melainkan sahabat yang mendengarkan dan merasakan jeritan mereka. Kepergian Usman Sidik adalah kehilangan yang mendalam, bukan hanya karena posisinya sebagai pemimpin. Tetapi juga karena ketulusannya begitu nyata dalam melayani rakyatnya.
Wafatnya Usman Sidik mengajarkan betapa pentingnya keikhlasan dan dedikasi dalam melayani masyarakat. Selamat jalan, Pak Usman Sidik. Semangatmu akan terus hidup dalam perjuangan dan kenangan rakyat Halmahera Selatan. (*)
Penulis : Pewarta
Editor : Redaksi
Sumber Berita: Jarumsatu.com